Analisis Komponen-Komponen Yang Ada Di Sekolah
SMK REFORMASI PLUS
Visi : Unggul Dalam Prestasi Berdasarkan Iman Kristen
Misi :
1. 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
efektif, berpusat pada Allah (Theo Centric).
2.
Meningkatkan semangat keunggulan secara intensif
kepada seluruh warga sekolah, baik guru, pegawai maupun siswa (Full of Spirit to get the Achievement).
3.
Meletakkan dasar pemahaman iman Kristen yang
kokoh dan menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Kristen yang berdasarkan
Alkitab (Sola Scriptura).
4.
Mendorong penggunaan bahasa inggris oleh semua
warga sekolah dalam percakapan0percakapan informal sehari-hari di sekolah baik secara lisan maupun tulisan (Listening, Speaking, Writing & reading)
5.
Menerapkan manajemen partisipatif dengan
melibatkan seluruh warga dan kelompok yang berkepentingan dengan sekolah (Partisipation Managment).
6.
Menghasilkan output
yang bermutu sesuai bidang keahlian secara mandiri, tangguh dan mampu
bersaing dalam era globalisasi.
Komponen-komponen Yang Ada Di Sekolah (SMK
Reformasi Plus) Sebagai Suatu Sistem :
1.
Raw
Input (Bahan Mentah)
Raw input (bahan mentah) adalah siswa
baru. Penerimaan siswa baru di SMK Reformasi Plus dimulai dengan pendaftaran
kemudian diadakan seleksi oleh panitia. Calon siswa akan mengikuti tes berupa
tes tertulis untuk penetapan jurusan. Mata pelajaran yang di uji terdiri dari Agama,
Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ilmu pengetahuan umum, Ilmu
Pengetahuan Alam dan tentu saja mata pelajaran kejuruan dasar pertanian dan
perikanan. Hasil tes tertulis itu akan dilihat oleh panitia untuk menentukan
jurusan bagi siswa. Jika nilai pelajaran dasar pertanian yang tertinggi pada tes
tertulis maka siswa tersebut dimasukkan dalam jurusan pertanian. Begitu juga
jika nilai pelajaran dasar perikanan pada tes tertulis maka siswa tersebut
dimasukkan dalam jurusan perikanan. Siswa yang dinyatakan lulus/diterima harus mendaftar
ulang dan mengikuti masa orientasi sekolah (MOS) di sekolah. Materi-materi yang
diajarkan di MOS disepakati dalam rapat bersama. Setelah MOS, maka siswa tersebut resmi menjadi
warga sekolah dan berhak mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah serta
berkewajiban untuk taat terhadap peraturan sekolah. Siswa-siswi tersebut akan
diproses melalui mekanisme yang ada di sekolah sehingga akhirnya menjadi output yang bermutu di lingkungan
masyarakat.
2.
Instrumental
Input (Masukan Instrumen)
Instrumental
input terdiri dari kepala sekolah, guru/pendidik, administrasi sekolah,
kurikulum, anggaran pendidikan, prasarana dan sarana. Jumlah guru yang ada di
SMK Reformasi Plus sebanyak 16 guru. 2 guru menangani mata pelajaran kejuruan
perikanan, 2 guru maata pelajaran kejuruan pertanian dan sisanya adalah guru
mata pelajaran lainnya yang di ajarkan di SMK tersebut. Di sekolah ini, masih
kekurangan guru pada beberapa mata pelajaran umum sehingga ada guru yang
membawa 2 mata pelajaran sekaligus.
Untuk kurikulum masih terdapat kekurangan karena orang
yang bekerja sebagai wakasek kurikulum bukan lulusan dari pendidikan guru
sehingga banyak hal yang masih ia pelajari dan perbaiki. Begitupun dengan
administrasi sekolah.
Fasilitas yang dimiliki SMK Reformasi Plus adalah
gedung sekolah, ruang kelas atau ruang belajar, ruang kepala sekolah, ruang
guru, perangkat kurikulum, kebun sekolah
dan lab komputer.
Namun, fasilitas seperti kebun sekolah dan lab komputer belum digunakan secara maksimal. Air menjadi kendala utama untuk mengelola kebun sekolah dan belum adanya teknisi komputer dan guru TIK membuat lab komputer hanya sesekali saja digunakan.
Namun, fasilitas seperti kebun sekolah dan lab komputer belum digunakan secara maksimal. Air menjadi kendala utama untuk mengelola kebun sekolah dan belum adanya teknisi komputer dan guru TIK membuat lab komputer hanya sesekali saja digunakan.
3.
Environmental
Input (Masukan Lingkungan)
Environmental input terdiri dari alam,
sosial, ekonomi, kebudayaan, keamanan dan lingkungan sekitar.
Keadaan alam dimana sekolah ini ada cukup kering dan kekurangan air. Hal ini menyebabkan sekolah tidak bias memberikan praktek kerja lapangan (PKL) di sekolah sendiri. Karenanya, untuk melaksanakan PKL, sekolah bekerjasama dengan BBIS (Balai Benih Ikan Sentral) untuk jurusan perikanan dan Balai Pembibitan di Nunbees juga BIP-Noelbaki untuk jurusan pertanian.
Keadaan alam dimana sekolah ini ada cukup kering dan kekurangan air. Hal ini menyebabkan sekolah tidak bias memberikan praktek kerja lapangan (PKL) di sekolah sendiri. Karenanya, untuk melaksanakan PKL, sekolah bekerjasama dengan BBIS (Balai Benih Ikan Sentral) untuk jurusan perikanan dan Balai Pembibitan di Nunbees juga BIP-Noelbaki untuk jurusan pertanian.
Keadaan ekonomi
keluarga siswa di sekolah ini adalah menengah ke bawah.
4.
Output
Output yang dihasilkan SMK Reformasi
plus umumnya memilih untuk langsung bekerja baik di bidang pertanian-perikanan
sesuai jurusan masing-masing atau bidang lainnya. Ada pula yang melanjutkan
kuliah.
Hambatan-hambatan yang
terdapat di sekolah umumnya ada pada komponen instrumental input dan environmental
input. Kurikulum, alat, media dan
fasilitas untuk jurusan pertanian dan perikanan yang belum memadai
membuat sebagian besar output yang
dihasilkan kurang bermutu. Faktor alam dan ekonomi keluarga juga menentukan output yang dihasilkan kurang bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar