Sabtu, 21 Juni 2014

HITAM PUTIH

Akhir-akhir ini, entah mengapa, saya sangat menggilai foto hitam putih. Hampir semua foto yang ada di file laptop, saya edit menjadi hitam putih. Dan ini adalah beberapa hasil editan itu.

1.  SenangnyaBerkumpul Bersama Kakak Dika dan Kakak Gladis
 Foto ini menggambarkan ekspresi sukacita dari 2 keponakan saya yang paling kecil, yaitu   Milan       dan Nanda ketika bertemu sepupu mereka, yang juga keponaka saya yang lainnya, Dika dan Gladis.


 2.  3..5..7..
Foto ini diambil dari tempat yang sama dengan foto pertama di atas. Adik Nanda sedang memberi aba-aba kepada kedua kakaknya untuk salto. Yang lucunya ia memberi aba-aba dengan cara menghitung tapi hitungannya bukan 1..2..3.. tapi 3..5..7 :)


3. Sahabat Sejati
Mereka berlima adalah adik-adik PA saya dari PMK Samaritan, AKPER, calon-calon perawat yang baik. Sahabat sejati adalah mereka yang tetap mengasihimu dalam keadaan apapun, mereka yang mampu memarahimi ketika kau berbuat salah dan mereka yang selalu memberi tangannya untuk membantumu menjadi lebih baik. Mereka yang mengasihimu karena terlebih dahulu merasakan kasih Tuhan dalam hidupnya.


4. Ini Gayaku, Mana Gayamu???
Gaya sang fotografer mengalahkan modelnya ;)


5. Sebatang Kara
Foto ini diambil di jalan menuju Oesao dari Baun. Sebatang pohon sendiri berdiri di tengah gersangnya padang.


6. Mata Yang Paling Indah Hanya Mataku
Adik Gladis sedang memperlihatkan mata indahnya :)


7. Miss-Miss-an Tahun Berapa ya???
Kakak ipar saya yang paling cantik (untuk saat ini) sedang bergaya.



8. Menuju Bena
Sebenarnya gambar ini bukan saya yang ambil, tapi suami adik saya. Saya hanya bagian edit saja, hehehe.. Foto perjalanan menuju Bena.


9. Melompat Lebih Tinggi
Melompat, melompat dan melompat lebih tinggi untuk menggapai apa yang baik di atas.


10. Dirty Flower



11. Nona dan Bapa Iman
Yang paling ditunggu Nona adalah bercanda dengan bapa Iman.


12. Waktu Senggangku ..
Saat-saat terindah dalam hidupku adalah menghisap jari tanpa ditegur oleh mama, papa dan kakak-kakakku.



13. Bibirku Seksi, lho ;)
Bibirnya Angelina Jollie dan Titi Dj pun kalah dengan bibirku.


14. Ampun Nanda..
Balonnya dicubit, diremas, dicium dan digigit Nanda. Kalau saja balon bisa bicara, ia sudah minta ampun sama Nanda.


15. Inga..Inga..*Ting
Keponakan saya yang satu ini memang pandai sekali bicara bak orang dewasa.



16. Duuuluu Sekallii
Dari semua foto di sini, ini foto kedua yang bukan diambil oleh saya, hehe..



17.  Lidah Bulanku
Nona Nanda sedang memperlihatkan lidah bulannya.
 


18. Janji Tuhan

Selasa, 13 Mei 2014

Sssstttt.... DIAMLAH

(Hanya untuk diketahui : tulisan ini dibuat kurang lebih bulan Juni tahun lalu dan tersimpan rapi d laptop saya. Hasil merapikan file di laptop mempertemukan kami kembali, hehe..)

Sudah 2 bulan ini saya mengambil kuliah akta mengajar di STAK (Sekolah Tinggi Agama Kristen) Negeri Kupang. Tempatnya di samping SLTP Negeri 2 Kupang (sekedar info ;-)). Kuliah dimulai dari hari senin-Jumat, pukul 15.00-18.00 Wita, kecuali hari senin sampai pukul 19.30 Wita. Teman-teman kuliah saya kebanyakan sudah bekerja sebagai guru, berusia 30 tahun ke atas dan sudah berumahtangga. Bisa dibayangkan capek dan letihnya mereka ketika pagi hari ke sekolah untuk mengajar, mengurus rumah tangga sepulang sekolah dan sorenya kuliah. Saya sebagai seorang lajang saja  terkadang merasa lelah. Bahkan terkadang kami dari sekolah langsung ke tempat kuliah. Tapi, saat ini saya tidak akan menceritakan tentang teman-teman kuliah ataupun kelelahan yang kami alami (walaupun sedikit sudah saya ceritakan, hehe.. )

Kali ini, saya akan mensharingkan bagaimana Tuhan mengingatkan saya kembali tentang suatu pelajaran yang dulu pernah Ia ajarkan melalui proses kuliah S1 dan masa-masa kritis sebagai alumni baru. Dan Ia mengingatkan saya kembali melalui cara mengajar seorang dosen. Mungkin terkesan aneh, tapi itulah Tuhan. Ia bisa mengingatkan, mengajar, mendidik bahkan menegur kita dengan caraNya, yang terkadang "aneh" bagi kita.

Ada seorang dosen yang mengajar mata kuliah "perkenbangan peserta didik" di hari selasa pukul 16.00-18.00 wita, sebut saja Pak IL.
Dosen ini sudah sedikit tua, umurnya sekitar 55-60 tahun. Ia sedikit gagap kalau bicara dan terkesan lambat karena ia pernah mengalami stroke. Setiap kali bapak ini masuk mengajar, ia selalu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Gaya mengajarnya ini membuat kami mengantuk dan cenderung bosan, mungkin karena kami lelah. Minggu pertama sampai minggu ketiga kuliah dengannya, saya pun merasa demikian. Apalagi kalau sudah dicolek, diajak bercerita, diganggu dengan sms atau miscall dari teman-teman. Akibatnya, saya tidak mengerti apa yang diajarkan oleh bapak ini.

3 minggu menjalani masa kuliah seperti itu (perlu diperhatikan, hanya di mata kuliah ini saja saya bersikap seperti anak SMA, hehe), saya berpikir ini tidak benar (memang!). Saya harus tetap memperhatikan apa yang di ajarkan. Pasti ada sesuatu yang istimewa dan berharga, meskipun sedikit. Kan hal yang berharga itu biar sedikit, nilainya tetap berharga (sokbijak.com;-)).

Minggu berikutnya, saya mulai insaf, mulai berlaku seperti mahasiswa yang sesungguhnya, mulai mendengar, mulai memperhatikan dengan seksama apa yang di ajarkan bapak IL. Saya tidak membiarkan diri saya diganggu teman-teman. Memasang profil diam di hp, duduk sedikit di belakang (karena kami duduknya leter U), langsung berhadapan dengan dosen dan tidak menoleh ke kiri atau kanan.

Dan akhirnya, saya mendapati apa yang saya yakini. Pak IL ini walaupun mengajar dengan cara yang membosankan dan lambat tapi banyak hal yang bisa saya pelajari. Ia selalu menjelaskan dengan detail setiap materinya, membagikan pengalamannya selama mengajar (khususnya trik dan cara menghadapi kejadian-kejadian di sekolah, bagaimana menangani siswa/i dengan berbagai sikap mereka, dll) dan yang paling saya sukai adalah kalimat2 positif, pembangkit semangat mengajar dan motivasi yang selalu ia berikan di akhir materinya.
Kalau saya tidak diam, saya tidak nendapat semuanya itu.

Ini mengingatkan saya tentang cara Tuhan mengajarkan sesuatu pada kita. Tuhan selalu mengajar dan memberitahukan sesuatu tapi suara kita terkadang lebih besar dari suaraNya. Akhirnya yang selalu kita dengar adalah suara kita sendiri. Keep calm, be quiet and you can get something.
Terkadang kita merasa bosan dan cenderung protes ke Dia. "Hanya begini-begini sa ko Tuhan?". Cobalah diam dan amati. Banyak hal yang Ia buat dalam diri kita. Ia selalu bicara dengan caraNya.
Dengan tenang dan diam, kita dapat menemukan makna yang berarti dari suatu proses/pelajaran.
Bapak saya sering menasehati kami "dengan tetap tenang dan diam, kamu jadi lebih fokus dan mengerti kehendak Tuhan".
Bukankah diam itu adalah emas??? ;-)

Jadi, sekarang diamlah, jangan berisik! Tuhan sedang berbicara.
Ssssttt... DIAMLAH..!!

Senin, 27 Mei 2013

Time Alone With God


1.         Pengertian TAWG
            Setelah KTB, kita banyak mendengar istilah-istilah asing seperti sate (saat teduh), PI, PA, Bible reading. Nah, sekarang TAWG lagi. Apa lagi ini??
TAWG merupakan singkatan dari Time Alone With God.  Kalau diterjemahkan lurus berarti waktu sendiri bersama Tuhan. Waktu kita hanya berdua dengan Tuhan dan mendengar Dia.

2.         Tujuan TAWG
·      Belajar melihat sesuatu yang dihadapi dari sudut pandang Allah.
Ini yang paling susah, melihat dari sudut pandang Tuhan. Ketika kita menghadapi masalah, kita sering melihatnya dari sudut pandang kita tanpa peduli apa tujuan Allah sebenarnya dalam masalah itu. Terkadang kita seperti Petrus dalam Mat 16:22, menjadi lebih bijaksana dari Yesus pada saat menderita. Kita sering bertanya kepada Tuhan “kok saya mengalami ini, Tuhan?? Mengapa??”
Saya pernah mengalami ini, merasa lebih bijaksana dari Tuhan. Ketika AKTB saya punya banyak alasan untuk tidak ber-KTB, sepertinya tidak menunjukkan pertumbuhan padahal sudah lama dibina. Ini membuat saya membandingkan-bandingkan AKTB saya dengan orang lain. Membuat saya bertanya kepada Tuhan, “kok, saya dikasih AKTB seperti ini??” Kemudian saya melaksanakan TAWG dan membaca dari 1 Samuel 3:1-21 tentang Samuel dipanggil. Saya sangat terkesan dengan sikap Eli ketika Samuel memberitahukan hukuman Allah kepada keluarganya. Ia menjawab Samuel “Dia Tuhan, biarlah diperbuatNya apa yang dipandangNya baik”. Dia Tuhan : Dia berhak buat apa saja dalam hidup saya, Dia yang berkuasa. Dia lebih tahu apa yang baik dalam hidup saya. Ketika saya merefleksikan lebih dalam lagi tentang AKTB, saya mendapati bahwa Tuhan tengah melatih kesetiaan, ketekunan dan kesabaran saya lewat sikap-sikap mereka. Dan waktu saya mencoba menuliskan kelebihan-kelebihan mereka. Ternyata banyak kelebihan mereka merupakan kekurangan saya. Itu membuat saya lebih bertumbuh lagi. Saya yang kurang peka ditegur dengan karakter AKTB yang peka dan sensitif dengan apa yang dialami orang lain. Saya yang sedikit malas ditegur dengan dengan sikap AKTB yang pekerja keras. Dan, saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena mengijinkan mereka ada dan menjadi bagian dari hidup saya.
Lewat TAWG, kita menjadi lebih mengerti maksud Tuhan dalam setiap hal yang dialami.

·      Untuk memelihara persekutuan dengan Allah Bapa
Ketika melayani di kampus, kita menjadi orang yang sangat sibuk sekali. Harus belajar dan melayani. Urus KTB, persiapan PB, mau ujian, buat laporan praktikum, kerja tugas, dll. Karena kesibukan ini, kadang kita tidak menikmati saat teduh, kehidupan doa asal-asalan dan akhirnya kita melayani hanya sebagai kewajiban, bukan sebagai ungkapan syukur lagi.
Jika persekutuan dengan Allah baik, hpdT kita baik maka motivasi dalam pelayananpun akan tetap terjaga. Kita melayani hanya untuk menyenangkan hati Tuhan dan memuliakan Dia saja. Jika persekutuan dengan Allah renggang, hpdT tidak dinikmati dan terasa kering, sate bolong-bolong, kehidupan doa asal-asalan, maka sedikit demi sedikit motivasi pelayanan kitapun akan bergeser. Bukan untuk menyenangkan hati Allah tapi orang lain. “Saya buat ini supaya tidak dimarahi kakak-kakak pendamping dan tidak ditanya lagi oleh ketua”
Jika mengalami hal tersebut dalam pelayanan nanti, ambillah waktu untuk menyendiri dengan Tuhan agar persekutuan kita denganNya diperbaiki dan dengan demikian motivasi pelayananpun dimurnikan kembali.
Tuhan Yesus dalam pelayananNyapun punya waktu menyendiri dengan Allah. dalam Lukas 4:42 dan 5:16, dikatakan bahwa Yesus pergi ke tempat-tempat sunyi dan berdoa. Dia menyingkir dari orang banyak yang mengikut Dia, meninggalkan pelayananNya sejenak untuk menyendiri dengan Allah Bapa agar persekutuanNya dengan Allah tetap baik dan terpelihara. Dengan demikian, Ia dapat melaksanakan tugasNya dengan baik dan untuk kemuliaan Bapa saja.

·      Untuk mencari kehendak Allah dan bimbinganNya
Lukas 6:12 “Pada waktu itu, pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman ia berdoa kepada Allah”. Tuhan Yesus sebelum memilih 12 muridNya, Ia berdoa semalam-malaman. Sebelum membuat suatu keputusan besar, Ia meminta bimbingan kepada Allah Bapa.
Ini juga menjadi pelajaran bagi kita untuk mengambil suatu keputusan.. Libatkanlah Ia dalam hal sekecil apapun. Tanyalah kepada Allah apakah yang mau kita buat sesuai tidak dengan kehendakNya.

·      Agar mengalami kekuatan dalam melaksanakan tugas yang sudah Allah berikan
Tuhan Yesus memberikan teladan yang sempurna dalam segala hal termasuk dalam TAWG. Sebelum memulai pelayanan (Lukas 4:1), Ia menyendiri dan berpuasa di padang gurun selama 40 hari agar Ia mendapat kekuatan dalam pelayananNya. Selama pelayananNya pun, Ia mempunyai waktu untuk menyendiri bersama Allah karena Ia tahu Iblis akan selalu mencoba untuk membuat Ia jatuh dalam dosa. Dengan menyendiri bersama Allah, Ia mendapat kekuatan untuk melaksanakan tugas yang Allah berikan. Hampir akhir pelayananNya di dunia dan hendak melaksanakan karya penebusan bagi kita, Ia mempunyai waktu menyendiri dan berdoa kepada Bapa. Pada waktu berdoa di taman Getsemani, ia menjadi ketakutan karena akan berpisah dengan Allah Bapa yang selalu memberikan kekuatan kepadaNya.  Seorang malaikat datang dan memberi kekuatan kepadaNya untuk melaksanakan karya penebusan itu (Lukas 22 :43).
Tujuan utama dari TAWG  adalah agar kita lebih dekat dengan Allah. Pikiran, hati dan seluruh diri kita lebih terfokus kepada Allah.


3.         Manfaat TAWG
·         Membuat kita peka terhadap kehendak-kehendak Allah
·         Membuat kita lebih taat kepada Allah dan percaya serta beriman kepadaNya

4.         Waktu yang Tepat dalam Pelaksanaan TAWG
Dari tujuan tadi, maka waktu yang tepat untuk melaksanakan TAWG :
·         Ketika mau mengambil keputusan
·         Ketika hpdT kita mulai renggang dan motivasi pelayanan tidak murni
·         Ketika mau dan sedang mengerjakan pelayanan yang Tuhan percayakan
Tidak ada kata akhir dari melayani karena bagi setiap orang yang sudah diselamatkan Allah, melayani tidak kenal pensiun, kecuali kalau sudah meninggal.
Semakin kita sibuk justru waktu kita bersama Allah juga harus semakin banyak. kalau bisa minimal 1x sebulan.  Jangan takut untuk kehilangan waktu. Marthen Luther berkata bahwa ada begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukannya dalam sehari sehingga ia harus menghabiskan waktu 4 jam untuk berdoa. Ia membuktikan bahwa waktu yang dipakai bersama Allah tidak pernah memperpendek waktunya untuk bekerja justru memperbanyak. Sebab Allah mempertajam pikirannya, menenangkan kecemasannya, memperkuat daya ingat dan memungkinkan dia untuk bekerja lebih efisien.

5.         Bagaimana  ber-TAWG
·         Cari tempat yang sunyi, kalau bisa hp dimatikan agar tidak terganggu
·         Menenangkan diri dari pikiran-pikiran (bisa dengan pejamkam mata, bernyanyi atau mencatat setiap hal yang ada di pikiran)
·         Berdoa (juga doakan dengan jujur apa yang kita catat tadi)
·         Bersyukur untuk setiap berkat Tuhan selama 1 tahun/semester/bulan/minggu (kalau bisa dicatat)
·         Pengakuan dosa. Hal yang menghambat kita untuk mendengarkan Tuhan adalah dosa. Karena itu, saya biasanya menulis dosa-dosa saya sekecil apapun. Minta Tuhan untuk mengingatkan agar kita dapat mengakuinya dihadapan Tuhan.
·         Baca  dan renungkan Firman Tuhan (catat)
·         Doa respon.
·         Melihat ulang catatan kita. Bagian ini untuk me-review apa yang kita lakukan selama bersendiri dengan Allah. Ada banyak pengalaman baru: penemuan kembali bagaimana berdoa, bagaimana sudut pandang lain dari ayat-ayat Firman Tuhan, pembaharuan emosi, keinginan untuk merubah kebiasaan, dll.
·         Doa penutup
 
Selamat Menikmati Persekutuan Bersama Tuhan


*Berbagai Sumber  
 belajar menulis_loniwati
dibawakan pada regenerasi bp pmk mipa, juli 2009

Kamis, 23 Mei 2013

I Need Your Hug, my Lord

Aku butuh pelukanMu, Tuhan..
Tolong peluk aku beberapa menit saja..
Sangat butuh..
Dalam dekapanMu saja, aku merasa tenang dan lega..


Selasa, 14 Mei 2013

Peran Guru


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Guru adalah tenaga pendidik yang profesional dalam mengajar, mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Guru memiliki kepribadian yang luar biasa dan sangat berbeda dengan profesi lainnya, sehingga patut diteladani.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting. Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah masyarakat.
Sejak dulu dan sampai sekarang, guru menjadi panutan masyarakat. Guru juga memiliki multiperan yang signifikan sehingga tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang kelas saja, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat
Dengan demikian maka sudah jelas bahwa keberadaan guru dalam usaha mercerdaskan anak bangsa sangat penting.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana peran guru sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator serta sebagai evaluator
C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui peranan guru dalam mengajar, mendidik  dan mencerdaskan anak bangsa
2.      Sebagai tugas kelompok


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Guru Sebagai Demonstrator
Pendapat Para Ahli
Sebagai demonstrator, maka guru memiliki peran dalam memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis, dan apa yang disampaikannya itu benar-benar dapat diterima oleh peserta didik, sehingga mereka (peserta didik) akan mampu mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya pada tingkat keberhasilan yang lebih optimal, (Anonimus. 2011).

Pendapat kelompok
Guru sebagai demonstrator dapat diartikan sebagai orang yang mampu melakukan suatu pertunjukan atau memberikan contoh yang baik dan benar tentang suatu kegiatan belajar untuk membangkitkan minat siswa agar terus giat belajar dan mudah memahami. Misalnya ; mengajarkan tentang cara membuang sampah yang benar. Melalui peranannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya.  Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar sehingga guru senantiasa mengembangkannya serta meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

B.     Guru Sebagai Pengelola Kelas
Pendapat Para Ahli
1.      Winardi (1982), Manajemen merupakan sebuah proses yang khas yang terjadi dari tindakan-tindakan perencanaan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran dari yang telah ditentukan melalui sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain.
2.      Siagian dalam Yana Wardana (2007), Manajemen merupakan kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil melalui kegiatan-kegiatan oranglain. Namun demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan inti dari administrasi, karena memang manajemen merupakan alat pelaksana utama dari pada administrasi.
3.      Hasibuan dalam Yana Wardana (2007), Manajemen adalah ilmu seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu.
4.      Handayaningrat (1984), Manejemen berhubungnan dengan pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui serta dengan orang lain.
5.      Suharsimi Arikunto (1988), berpendapat bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal.
6.      Menurut  Bobbi dePoter dkk. dalam Anonimus 2011, terdapat beberapa modalitas dalam kiat pengelolaan pembelajaran di kelas yaitu : dari dunia mereka ke dunia kita, cermati modalitas V-A-K (visual-auditorial-kinestik), model kesuksesan dari sudut pandang perancang, pertemukan kecerdasan berganda dan penggunaan metafora, perumpamaan dan sugesti.

Pendapat Kelompok
Pengertian pengelolaan/manajemen kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggungjawab kelas dan seleksi penggunaan media belajar yang tepat sehingga sesuai masalah yang ada serta karakteristik kelas yang dihadapi. Dengan demikian maka pengelolaan kelas sebenarnya adalah usaha memberdayakan seluruh potensi kelas, baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen pendukungnya.
Dalam perannya sebagai pengelola kelas guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang nyaman dan diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.
Kualitas belajar siswa di dalam kelas tergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.
              Pengelolaan kelas mengarah pada peran guru untuk menata pembelajaran, secara kolektif atau klasikal dengan cara mengelola perbedaan individual menjadi aktifitas belajar bersama. Sesuatu yang bakal menakjubkan kelas adalah apabila guru dapat merancang pengajaran yang memuaskan siswa, memanfaatkan serangkaian kecerdasan siswa, memberikan motifasi dan menyiapkan siswa untuk meraih sukses.
Pengertian Pengelolaan Kelas di atas menunjukan adanya beberapa  variabel yang perlu dikelolah secara sinergik, terpadu dan sistematik oleh guru yaitu :
1.      Ruang kelas; menunjukan batasan lingkungan belajar.
2.      Usaha guru; tuntutan adanya dinamika kegiatan guru dalam mensiasati  segala kemungkinan yang terjadi dalam lingkungan belajar.
3.      Kondisi belajar; merupakan batasan aktifitas yang harus diwujudkan
4.      Belajar yang optimal; merupakan ukuran kualitas proses yang mendorong mutu sebuah produk belajar.
Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.
Manfaat Pengelolaan Kelas
Manfaat dari adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki sekurang- kurangnya tiga ciri,   yaitu :    
1.      Speed; artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progress.
2.      Simple; artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas yang kondusif.
3.      Self-confidence; artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya  mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.

C.    Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator
Pendapat Para Ahli
1)      Menurut Winarno Surachmad dalam Cepi Triatna (2007), Guru sebagai mediator artinya, guru sebagai pengantara dalam usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku siswa.
2)      Solichan Abdulah (2007), Mengatakan bahwa peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator atau moderator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya.
3)      Menurut Mulyasa. (2008), Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah “to facilitate of learning” (memberi kemudahan belajar), bukan hanya menceramahi, atau mengajar apalagi menghajar peserta didik. Kita perlu guru yang demokratis, jujur dan terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didiknya.
4)      Mediator menurut Sudirman AM, berarti guru sebagai penyedia media, yakni bagaimana upaya guru meyediakan dan mengorganisasikan penggunaan media pembelajaran. Karena guru sebagai mediator,  praktis bahwa ia juga berperan sebagai fasilitator, yakni memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar yang sedemikian rupa, dan serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini, sesuai dengan paradigma “Tut Wuri Handayani”.

Sikap- Sikap Guru Sebagai Fasilitator
Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti yang diidentifikasikan Rogers (dalam Anonimus 2011).
1.      Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan, atau kurang terbuka.
2.      Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya.
3.      Mampu menerima ide peserta didik yang inofatif, kreatif dan bahkan sulit sekalipun.
4.      Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.
5.      Dapat menerima masukan, baik yang bersifat positif, maupun negatif dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
6.      Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran.
7.      Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya.
Hal- hal yang perlu diperhatikan guru sebagai fasilitator dari peserta didik  beberapa yang perlu dipahami guru dari peserta didik antara lain : kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga dan kegiatannya di sekolah

Pendapat Kelompok
Guru sebagai mediator dan fasilitator artinya, guru sebagai pengantara dalam usaha merangsang, membantu peserta didik dan memberi kemudahan belajar untuk mau belajar sendiri demi memperoleh perubahan tingkah laku siswa.
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan tetapi juga bagaimana cara berinteraksi dan berkomunikasi.
            Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
Peran dan tanggung jawab guru di kelas terbagi kedalam dua pokok utama,  yaitu : tanggung jawab pengajaran yakni berkaitan erat dengan kompetensi profesional seperti kemampuan guru dalam mengelola interaksi pembelajaran dan tanggung jawab pendidikan berkaitan dengan kompetensi  personal dan sosial.
Kiat-Kiat Sebagai Fasilitator
Kiat-kiat yang harus diperhatikan dan lakukan guru, agar pembelajaran berhasil, yakni : berikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik, kelompokan peserta didik berdasarkan kemampuannya, perkaya bahan dari berbagai sumber aktual dan menarik, hubungi spesialit, bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan, gunakan prosedur yang bervariasi dalam penilaian, pahami perkembangan peserta didik, kembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap peserta didik bekerja dengan kemampuan masing- masing pada tiap pembelajaran dan libatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan seoptimal mungkin.

D.    Guru Sebagai Evaluator
Pendapat Para Ahli
1.      Menurut Davies (1981), Evaluasi merupakan proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiata, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek dan masih banyak yang lainnya.
2.      Wand dan Brown (dalam Nurkancana, 1986, Evaluasi merupakan suatu proses untukmenentukan nilai dari sesuatu.
3.      Nana Sudjana (1990), Evaluasi merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
4.      Arikunto (1990), Penilaian merupakan proses pembuatan keputusan terhadap sesuatu ukuran baik buruk yang bersifat kualitatif.
5.      Suke Silverius (1991), dalam Sutikno, menjelaskan evaluasi yang baik haruslah didasarkan pada tujuan pembelajaran (instructional) yang ditetapkan oleh pendidik dan kemudian diusahakan pencapainya oleh pendidik dan peserta didik.

Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Evaluasi secara umum memiliki tujuan yakni :
1.      Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2.      Memungkinkan pendidik/guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat siswa dalam pembelajaran.
3.      Menilai metode mengajar yang dipergunakan
Evaluasi sebagai sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan dalam proses KBM dan didalamnya melibatkan guru dan siswa. Pada dasarnya evaluasi memiliki fungsi sebagai berikut.
1.      Memberikan umpan balik (feed back)
2.      Memberikan nilai yang tepat tentang kemajuan dan atau hasil belajar dari setiap murid
3.      Menentukan posisi murid didalam situasi belajar mengajar agar sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki masing- masing siswa
4.      Mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan- kesulitan belajar.

Kegunaan Evaluasi
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Lebih rinci, M. S. Sutikno (2005), menyebutkan bahwa kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui tingkat kemajuan
2.      Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3.      Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar.
4.      Sebagai bahan pertimbangan bagi bimbingan individual peserta didik
5.      Membuat diagnosis mengenai kelemahan- kelemahan dan kemampuan peserta didik.
6.      Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum
7.      Mengetahui status akademis seorang murid dalam kelompok
8.      Mengetahui efesiensi metode mengajar yang digunakan
9.      Memberikan laporan kepada murid
10.  Sebagai  alat motivasi belajar mengajar
11.  Mengetahui efektifitas cara belajar mengajar.
12.  Merupakan bahan feed back bagi murid,guru, dan program pengajaran

Pendapat Kelompok
Guru sebagai evaluator kami artikan sebagai orang yang dapat membantu siswa untuk mengetahui kemampuan, jati diri dan keinginan setiap siswa melalui evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran.  Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Dalam proses belajar-mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau tidak, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat atau belum. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
BAB III
PENTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab terdahulu maka dapat kami simpulkan bahwa seorang guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dalam peran sebagai demonstrator, pengelola Kelas, mediator, fasilitator, dan  sebagai evaluator.


B.     Saran
Guru harus menjadi seorang pendidik yang profesional dalam mengajar bagi peserta didiknya agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA
Abdulah S. 2007. Makalah Mengubah Paradigma Mengajar. Jakarta :Direktorat Pembinaan TK dan SD
Anonimus. 2011. Multiperan-Guru-Sebagai-Pendidik .http://www.tuanguru.com

Arikunto, Suharsini. 1990. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Davies, Ivor K. Penterjemah Sudarsono S. Dkk.. 1986. Pengelola belajar. Jakarta PAU UT dan CV. Rajawali
Hadianingrat, Soewarno. 1985. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta. Gunung Agung
Mulyasa E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
Nurkancana, Wayan dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional
RajaGrafindo Persada Sutikno, M. S. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Revika Aditama
Sudjana, Nana 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.  Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Triatna C. 2007. Guru Sebagai Mentor. Bandung : CV. Citra Praya

Sudirman A. M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Winardi. 1970. Asas-Asas Manajemen. Bandung. Alumni
Wardana Yana. 2007. Manajemen Pendidikan Untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa. Bandung : PT. Pribumi Mekar. 



Nama Anggota Kelompok :
1. Zakarias Waka
2.  Paulus Kristofel Lettiyei
3. Flora Keo
4. Yuliana Nenobais
5. Yusmina Liubana
6. Euprasia Erniani Aja
7. Loniwati Mabilehi