“Sudah kerja di mana dek/kak?”
“Sekarang lagi jalan (baca : pacaran)
dengan siapa?”
Itulah 2 pertanyaan
diagnostik (kayak mau PI metode EE) yang dilontarkan kebanyakan orang ketika
bertemu dengan saya sejak menjabat sebagai seorang alumni. Pertanyaan terakhir
lebih sering dipertanyakan ketika mereka tahu kalau saya sudah bekerja. Sebagai
anak Tuhan, saya mengimani bahwa setiap kejadian pasti ada maksud Tuhan di
dalamnya. Itu pula yang membuat saya berpikir sebenarnya apa maksud Tuhan
ketika orang-orang menanyakan hal tersebut. Dan sayapun mendapati 3 hal menarik
:
1.
Kuatir vs IMAN
Saya
sudah melewati bab 11 buku Pembinaan Dasar (PD) bersama 3 KTB yang saya pimpin.
Dan, setiap pada pertanyaan nomor 8, saya selalu menekankan pada adik-adik KTB
untuk terus berdoa, tidak kuatir dan membuka diri. Beberapa waktu yang lalu,
saya kembali membahas bab tersebut dengan KTB Real. Sampai pada nomor 8 kembali
saya menekankan kepada mereka hal tersebut. Tetapi, saya terkejut sendiri
dengan apa yang saya katakan “di umur kalian mungkin belum kuatir tapi di umur
saya pasti ada rasa kuatir, apalagi kita sebagai seorang wanita”. 2 AKTB
sayapun tertawa mendengar hal tersebut da berkata “Betul kak”. Pulang ke rumah,
saya berpikir kembali “benarkah saya juga kuatir?” dan menjawab sendiri “ ya,
sedikit banyak”. Saya menyadari dan
mengakui terkadang saya menghindari orang-orang yang mungkin akan bertanya
pertanyaan kedua tadi agar tidak kepikiran dan kuatir ketika melihat
sekeliling. Banyak teman-teman seangkatan yang sudah menikah atau paling tidak
sudah memiliki pacar, sedangkan saya belum apa-apa. Walaupun sedikit, rasa
kuatir itu pasti ada.
Tapi,
syukur kepada Tuhan yang mengingatkan saya tentang pengalaman kakak-kakak
rohani. Tuhan memberikan teman hidup kepada mereka dengan cara yang unik, di
saat yang tepat dan dengan orang luar biasa. Ini mengajarkan dan terus mengingatkan
saya bahwa Tuhan memahami kebutuhan bukan keinginan. Ia tentunya akan memberi
pasangan itu pada waktu yang tepat menurut-Nya. Perlu iman dalam hal ini. Itu
sebabnya saya menulis iman di atas dengan huruf kapital. Iman yang besar dan tidak mudah
goyah ketika melihat keadaan sekeliling.
“Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah “ (Ibrani 11 : 6a).
2.
Be a Better Woman
Di masa
penantian akan pasangan hidup banyak hal yang bisa kita kerjakan, untuk diri
kita sendiri maupun untuk orang lain. Sepanjang penglihatan saya lebih banyak
yang sibuk dengan hal-hal duniawi, termasuk sibuk mencari seseorang dengan
caranya sendiri.
Dalam
buku Lady in Waiting dikatakan bahwa di masa penantian bukanlah bagaimana
menemukan pria yang tepat tapi bagaimana menjadi wanita yang tepat. Dan salah
satu cara agar kita menjadi wanita yang tepat adalah dengan melayani. Mengapa
saya hanya menulis melayani? Karena begitu banyak alumni yang memakai alasan
sibuk sehingga tidak terlibat dalam pelayanan. Dengan pelayanan yang di kerjakan
(PKTB, pemuda, GSM, majelis, dll) mengarahkan hati kita hanya pada Tuhan,
membentuk karakter kita lebih menyerupai Kristus dan semakin mengenal Allah
juga beriman kepada-Nya.
Banyak
lagu sekuler yang bercerita tentang cinta mengajarkan untuk menjadi yang
terbaik itu jika sudah diberikan seseorang. Dan menjadi yang terbaik itu bukan
untuk Tuhan tapi untuk orang yang kita cintai.
Tapi, dalam Matius 6 : 33 dikatakan “ Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Kerajaan Allah lebih bernilai dan berharga
dibandingkan hal-hal lain. Mencari Kerajaan Allah dan
kebenarannya yaitu dengan melayani, menjadi murid yang setia baru Tuhan akan
menambahkan. Kita diajarkan untuk menjadi yang terbaik sebelum di berikan.
Menjadi yang terbaik bagi Allah tentunya.
3.
Memilih yang Terbaik
Saya
masih sendiri alias jomblo bukan karena tidak ada yang suka dengan saya atau
bahasa kasarnya tidak laku (ini untuk menepis anggapan beberapa orang, hehe)
tapi karena saya harus memilih yang terbaik. Saya mempunyai prinsip walaupun
kedengarannya sedikit kasar : ketika memilih ikan/sayur di pasar saja atau
barang seperti baju dll, kita pasti memilih yang terbaik apalagi pasangan hidup
yang akan menemani kita seumur hidup dalam sakit atau sehat, suka atau duka.
Banyak
anak Tuhan yang akhirnya jatuh dalam dosa dan tidak lagi bertumbuh secara
rohani karena kebebasan memilih yang diberikan Tuhan dipergunakan dengan salah.
Itulah yang membuat saya sedih dan semakin jeli memilih teman hidup. Ingat,
bahwa 2 keputusan terpenting dalam hidup adalah menerima Yesus Kristus sebagai
Juruslamat pribadi dan memilih teman hidup!. Paulus dalam 2 Korintus 6 : 14 mengingatkan kita
untuk mencari pasangan yang seimbang. Seimbang dalam iman, pengenalan akan
Tuhan, karakter, dll (silahkan ditambahkan sendiri).
Dalam doa
untuk teman hidup ini, selalu saya katakan “ Tuhan, jika aku jatuh cinta pada seseorang maka aku ingin
agar cintaku padaMu tidak tergoyahkan. Aku ingin pria yang Engkau pilihkan
membuatku semakin mencintaiMu. Dan lewat hubungan kami orang lainpun memuliakan
Engkau. Bentuklah kami agar semakin indah di hadapanMu”.
Itu 3 hal yang saya
dapatkan dari pertanyaan orang-orang tentang teman hidup. Jika teman-teman
mendapatkan hal lain, tolong di share. Dan
akhirnya, sebagai penutup saya ingin
mengutip sebuah kalimat yang tertulis di buku saat teduh saya tahun lalu (tidak
tahu dikutip dari mana,hehe)
“Kita tidak tahu apa yang dimiliki hari esok, tapi kita
tahu siapa yang memegang hari esok.
Jadi, percayalah pada Pemegang Hidup ini karena Dia tentunya lebih tahu
apa yang baik
bagi kita di hari esok”.
So,
don’t worry, be a better woman.
“Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman
Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk
memberkan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer 29 : 11)
Tuhan
Yesus memberkati.
^_@
Sebuah SMS dari teman“ Jangan
pernah takut dengan masalah jodoh karena tulang rusuk tak mungkin tertukar”
hehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar